Selasa, 07 November 2017

DFPTP Hari Kedua

Hari kedua, acaranya berupa dinamika kelompok. Acara yang berupa outbond ini merupakan kegiatan outbond.

Acara dimulai pukul 7.30 di lapangan antara Kantin dan Mushola. Dimulai berupa perkelanlan oleh pantia dan dilanjutkan dengan perkenalan peserta.

Sebelum melakukan aktivitas fisik, dilakukan pemanasan. Saya yang biasa memimpin senam di Balai, segera mengangkat tangan ketika ditanya siapa yang akan memimpin senam. Sayangnya, sound system untuk senam kurang bagus sehingga saya meminmpin senam dengan gerakan adsar yaitu berupa gerakan statis, dinamis, dan pengenalan beberpa langkah dalam gerakan senam. Ruapnya hanya butuh waktu sebentar saja untuk melakukan pemasan karena cuaca yang mulai panas membuat kami sudah merasa panas dan kegerahan.

Permaian watermelon, papaya, dan banana dilakukan untuk mencairkan suasan. Acara kemudian dilanjutkan dengan pebagian kelompok menjadi tiga kelompok untuk mengikuti kegiatan outbond yang dilakukan di tiga pos yang berbeda dan diakhiri pos Star Wars dimana seluruh peserta dapat ikut berpartisipas.

Pada permaian terakhir, membuat tubuh kami basah kuyup sehingga setelah istirahat siang kami mengganti baju lain yang sudah disediakan oleh panitia.

Pukul 13.35 acara dilajutkan dengan beberapa permainan dalam ruangan, penjelasan esensi permaian outbond, dan pembagian hadiah. Alhamdulillah saya menjadi peserta tergokil sehingga mendapatkan hadiah. Namun sayangnya, kelompok kami hanya menepati juara kedua.
 

DFPTP Hari Pertama

Senin, 6 November 2017

Hari senin merupakan hari pertma mengikuti Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Pertama yang dilaksanakan di pusbindiklat LIPI. Kegiatan iin diikuti oleh 30 peserta dari empat lembaga, antara lain: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan PT. Risert Perkebunan Nusantara.

Pembukaan acara diklat ternyata harus pakai dasi. Untung masih bisa pinjam. 

Acara pembukaan dimulai pukul 7.30. Namun 15 menit sebelumnya  peserta sudah datang untuk persiapan acara dan gladi resik. Kemudian ada perwakilan peserta yang akan disematkan tanda pengenal, ada yang ditunjuk sebagai pembaca doa dan pemimpin lagu Indonesia Raya.

Kemudian peserta juga ditentukan posisi untuk pengambilan foto bersama supaya tidak ribut nantinya.

Acara dimulai pukul 07.30
Dalam pembukaan, disampaikan laporan oleh panitia, Ibu Ika Susanti, M.M dan dilanjutkan ceramah umum Pimpinan LIPI oleh Prof. Dwi Eny Djoko Setyono, M.Sc.
Dalam kesempatan ini, Pak Dwi memberikan pesan agar peserta bisa menjaga nama baik penulis. Oleh karena itu, maka dalam melakukan publikasi ilmiah harus dilandasi kejujuran dan menerapkan kode etik penulis. Jangan sampai terjadi plagiarisme atau hal lainnya yang dapat mencoreng nama baik penulis. Pusbindiklat LIPI yang bertugas sebagai pembimbing calon peneliti dalalm 24 hari ke depan akan menggodok kami agar bisa menjadi peneliti yang baik dan berkualitas.
Tugas peneliti pertama tidaklah berat karena tuntutannya hanya membuat Karya Tulis Ilmiah Nasional yang terakreditasi, maupun tidak.

Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan Pengarahan Program Diklat dan Bimbingan On-Line oleh Ibu Ika. Dalam kesempatan ini, beliau menyampaikan Tata Tertib selama kegiatan berlangsung dan desain evaluasi diklat.

Pak Mumu kemudian melanjutkan acara melalui pengenalan sibimbo (sistim bimbingan online). jadi selam mengikuti diklat, peserta diminta untuk membuat draft KTI yang nantinya akan dibimbing oleh pembimbing yang sudah ditentukan Panitia. Setiap pembimbing akan membimbing lim orang peserta. Draft KTI akan dikonsultasikan melalui sibimbo. Minimal harus ada lima kali perbaiak atau konsultasi yang dilakukan oleh peserta untuk bisa mengikuti Seminar KTI. 
Acara selesai saat coffee break, jadi peserta masih punya waktu sebelum melanjutkan acara berikutnya.

Setelah istirahat makan siang, acara dilanjutkan dengan Jurnal Elektronik yang disampaikan oleh Bapak Sutrisno Heru Sukoco, S.Si atau biasa dipanggi Pak Nono dan Ibu Yogtavia Indah K, S.E atau biasa dipanggil Ibu Yokta.

Pak Mumu menyampaikan materi "Pengenalan Open Journal System (OJS) Bagi Penulis". Beliau memberikan gambaran mengenai beberapa jurnal yang ada di Indonesia, beberapa sudah terakreditasi namun ada juga yang belum. Ternyata jumlah jurnal yang ada di Indoesia lumayan banyak bahkan mencapai ratusan. Namun. Saat ini, beberapa journal yang sudah terakreditasi sudah menerapkan open journal system sehingga memudahkan dalam proses penerbitan journal. Penulis akan mengirimkan naskahnya melalui OJS, selanjutnya editor akan melakukan seleksi, apakh jornal tersbut layak masuk editor atau tidak. Apabila tidak maka naskah akan dikembalikan kepada penulis. Apabila lulus seleksi, akan dilanjutkan melalui sector editor yang akan di review oleh beberapa reviewer. Reviewer akan memberikan rekomendasi rekomendasi apakah naskah diterima, butuh revisi, atau naskah dikirim ke journal lain. Apabila diterima, Selanjutkan penulis akan melakukan perbaikan sesuai usulan reviewer. Setelah dianggap layak oleh reviewr, selanjutnya naskah akan direkomendasikan untuk terbit. 

Sebenarnya ada banyak materi yang disampaikan dalam Pengenalan OJS System, namun kali iin saya tidak akan membahasnya lebih lanjut karena keterbatasan waktu.

Acara dilanjutkan dengan pengenalan mendeley oleh Ibu Yogta. Berhubung saya sudah pernah menggunakan software tersebut, maka saya hanya membantu rekan lain yang belum pernah menggunakan software tersebut agar bisa mengaplikasikannya.


Kamis, 02 November 2017

Mungkinkah menulis draft jurnal dalam 3 hari?

Diklat fungsional peneliti tingkat pertama tinggal 3 hari lagi. Tapi salah satu persyaratan untuk mengikuti diklat belum juga terpenuhi. Sebenarnya, persyaratan inilah yang paling berat karena  membutuhkan waktu yang sangat lama dalam pengerjaannya. Dan hal tersebut adalah draft Karya Tulis Ilmiah. Bisa kah terselesaikan dalam waktu yang singkat ini?

Ini memang bukan murni kesalahanku. Tapi juga merupakan kelalaianku. Daripada menyalahkan diri sendiri dan orang lain, sebaiknya kuhadapi saja apa yang memang sudah jadi tanggung jawabku.

Aku memang sudah punya judul yang ingin kuajukan dalam draft KTI yang akan dibawa dalam diklat nanti. Namun, datanya belum lengkap. Maka, salah satu peneliti senior tetap menyarankan untuk tetap menulis dengan judul tersebut dan dia akan mengusahakan data agar secepatnya dapat diperoleh.

Data yang kurang lengkap memang karena analisa sampel tidak dilakukan di laboratorium Balai kami, tetapi dikerjakan dilaboratorium lain. Agak miris sebenarnya, karean sebagai peneliti kami tidak bisa melakukan penelitian yang sudah menjadi kewajiban kami akibat terkendalanya saran dan prasarana. Berbeda sekali ketika aku masih kerja di salah satu perusahaan swasta. Segala yang kubutuhkan sudah ada sehingga aku bisa kerja dengan nyaman.

Namun hingga H-3, data tak kunjung datang juga. Setelah kukonsultasikan dengan peneliti senior, ternyata data belum bisa diserahkan karena proses pembayaran belum bisa dilakukan karena beberapa hal. Damn! Ingin rasanya mengumpat, namun teteap kutahan. Lalu apa yang harus kulakukan? Haruskah kumulai dari awal lagi? Padahal, daftar pustaka sudah kukumpulkan dalam bentuk pdf sehingga memudahkan dalam pemasukan daftar pustaka menggunakan software Mendeley. Latar belakang sudah jadi, metodologi sudah jadi, hasil dan pembahasan sudah 30%.

Memulai dari awal berarti aku harus mengumpulkan kembali daftar pustaka, dan yang lebih gawat, data apa yang akan kugunakan? Data skripsi sepertinya tidak mungkin. Itu merupakan data delapan tahun yang lalu. Selain itu, daftar pustakanya pun kudapat dari hardcopy. Pasti sangat susah mencari sofcopy nya. Haruskah kugunakan data dari Perusahaan lamaku? Sepertinya aku tidak punya pilihan lain.

Lalu apa yang harus kulakan? Data yang mana yang akan kugunakan? Terlalu banyak data malah membuatku semakin pusing. Dimanakah data-data tersebut diletakan? Kemana aku harus mencari daftar pustaka?

Dalam waktu yang sempit ini, aku hanya bisa berdoa semoga Allah memberikan kelancaran atas apa yang akan kukerjakan dalam beberapa hari ke depan. Dan mendadak, aku kepikiran ingin menulis "Perbedaan Umur Acacia crassicarpa terhadap sifat kayunya". kalau tidak salah dulu aku pernah meneliti Kayu tersebut mulai umur satu hingga lima tahun. Semga saja datanya masih ada.

Dan kenapa aku malah mengetik di sini? Bukannya mencari data? Sebenarnya tadi aku sudah mencari data tersebut. Namun rupanya, datanya tidak lengkap. Terus aku harus pakai data yang mana? Daripada pusing, makanya kuputuskan untuk menulis dulu setoran ODOP hari ini. Karena beberapa jam ke depan, sepertinya aku akan fokus menulis draft KTI. malu dong, kalo utang mulu ODOP nya.

Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, tapi di luar masih hujan. Terjebaklah di kantor yang mulai sepi ini. Semoga hujan berhenti sebelum magrib, agar bisa cepat pulang ke rumah.

Rabu, 01 November 2017

Dilema tidak punya SIM C

Sudah hampir 10 bulan saya tidak punya sim C. Tapi baru satu kali saja saya terkena tilang. Itupun terjadi di Bali bulan lalu.

Pertama kali bikin SIM C, saya nembak. Waktu itu bayar sekitar Rp 350.000 di Ciamis. Saya pilih jalan cepat saja karena kalau ikut test dari awal sampai akhir katanya banyak yang gagal. Jadi daripada gagal, saya pilih jalur pintas saja karean waktu itu saya belum lancar menggunakan sepeda motor. Meskipun sebenarnya itu adalah tindakan yang melanggar hukum, saya sadari itu. Namun, karena kebutuhan saya lakukan juga. Saya tidak membenarkan pilihan saya, malahan mengecam tindakan saya. Tapi waktu itu, saya membutuhkan SIM C untuk menebus sepeda motor inventaris kantor, meskipun dalam kesehariannya, anggota saya lah yang memakainya ke lapangan. Waktu yang saya miliki untuk mengurus SIM tidak banyak karena saya membuat SIM di Ciamis, Jawa Barat padahal saya kerja di Perawang, Riau. Meskipun saya akui kalau saya sudah berbuat salah, saya hanya bisa bertobat meminta ampunan Yang Maha Kuasa.

Lima tahun berikutnya, SIM Saya otomatis akan expired, saya pun berencana memperpanjang SIM sebelum masa berlakunya habis. Namun apalah mau dikata. SIM Saya tidak bisa diperpanjang di Kampar, Riau karena harus dimutasi dulu SIM dari Ciamis ke Kampar. Karena waktu yang tidak memungkinkan, akhirnya saya disarankan untuk membuat SIM baru mengikuti prosedur biasa yang berlaku. Karean terjadi banyak pengawasan, maka pembuat SIM jalur cepat tidak bisa dilakukan.

Saya pun mengikuti instruksi dan melakukan prosedur yang disarankan. Alhamdulillah saya lulus test tertulis dalam satu kali test. Namun, saya gagal di test praktik karena kurang bisa dalam jalur belok meliuk seperti ular. Maka, saya pun gagal test yang pertama. Seminggu kemudian, saya ikut test praktik lagi, namun sayang, saya masih menyenggol pembatas jalan dan kaki saya diturunkan sedkit, akhirnya gagal lagi. Sebenarnya, test praktik bisa dilakukan maksimal tiga kali, namun karena waktu itu saya sibuk jadinya tidak sempat mengulang test praktik yang ketiga kalinya. Sebagai hasilnya, saya tidak punya SIM sampai sekarng.

Meskipun tidak memiliki SIM, saya masih menggunakan sepeda motor untuk kegiatan sehari-hari seperti pulang pergi kerja, ke pasar, atau ke tempat lainnya di sekitar Bangkinang-Salo-Kuok. Namun kalau harus ke Pekanbaru, agak berat rasanya. Takutnya nanti malah terkena razia karena jalur Bangkinang - Pekanbaru merupakan jalur provinsi dan sering diadakan razia.

Hikmah yang bisa saya ambil dengan tidak mempunya SIM adalah saya tidak pernah pergi ke Pekanbaru untuk menonton film di bioskop. Padahal dulu hampir tiap bulan saya nonton di Bioskop. Sekarang, jangankan untuk nonton di Bioskop, nonton film di rumah saja sudah jarang. Mempunyai dua batita di rumah sudah cukup menjadi hiburan. Daripada menggunakan uang untuk nonton, mendingan buat beliin anak susu dan mainan.

Kalau sekedar berkendara di sekitar perkotaan, saya merasa aman. Karena polisi di dalam kota tidak pernah melakukan razia. Mereka hanya merazia para pengendara motor yang melanggar aturan berlalu lintas. Sejauh ini, saya selalu mematuhi aturan rambu lalu lintas dan berkendara dengan menggunakan helm. Semua perlengkapan motor lengap, jadi tidak usah takut. Saya justru takut kalau saya bertambah dosa karena berkendara tidak dengan aturan. tapi aturan manusia masih bisa dilanggar, selama tidak merugikan orang lain. Kalau melanggar aturan Tuhan, itu yang pantang saya lakukan. Namun seandaninya yang saya lakukan ternyata salah di mata Tuhan, maka Saya hanya bisa bertobat memohon ampunanYya. Saya tidak bisa berbuat apa-apa karena ternyata mendapatkan SIM C saja butuh keahlian bermotor yang belum saya kuasai. Mungkin awal tahun 2018, saya akan mencoba untuk mengikuti test lagi. 

Selasa, 31 Oktober 2017

Review Waterboom Bali. Mahal sih. Tapi....

Apabila anda membuka website waterboom Bali, maka tiket masuk paling murah (one day pass) saat ini (1 Oktober 2017) adalah Rp 4420.000 untuk dewasa dan Rp 315.000 untuk anak-anak (2-11 tahun). Tapi bagi WNI, mendapat potongan harga menjadi Rp 289.000 bagi dewasa dan Rp 251.000 bagi anak-anak. Tapi, tetap saja harga tersebut masih dianggap terlalu mahal bagi warga Indonesia. Bisa jadi yang paling mahal dibandingkan water park lainnya di Indonesia. Tapi yang perlu dicatat adalah, water boom Bali merupakan water park terbesar dan terbaik di Asia. Jadi jangan terlalu perhitungan ya. Selain itu, water park ini lebih dikhususkan bagi wisatawan asing yang mungkin masih beranggapan bahwa harga tiket sebesar itu masih cukup murah dibandingkan tempat lainnya.

Fasilitas nya juga sangat baik dengan arena permainan air yang terbagi dalam beberapa menara. Diantaranya menara utama yang teridiri dari twin racer, fast n' fierce, double twist, dan smash down. Disampingya ada menara kedua dengan wahana phyton, green vivers, dan constrictor. Menara ketiga terdiri dari boomerang  super bowl. Menara ke-empat terdiri dari climax dan pipeline. Ke empat menara tadi dikhususkan bagi dewasa dan anak-anak dengan tingggi minimal 100 atau 120 cm, para pecinta olahraga yang memacu adrenalin dan kekuatan fisik. Anda akan dipaksa untuk menaiki tangga untuk menikmati setiap wahana. Tapi semuanya saya anggap masih aman selama anda mengikuti saran intruktur. Selain itu, ada juga fasilitas lazy river dan pleasure pool untuk beristirahat sejenak apabila anda terlalu lelah menaiki tangga untuk mencoba menaiki semua wahana ekstrim tadi. Apabila anda membawa anak kecil, tidak usah khawatir karena disana juga terdapat wahana yang dikhususkan bagi anak-anak. Arena untuk anak-anak terdiri dari funtastic, kiddy slides, dan kolam anak dengan kedalaman sekitar 50cm.

Waterbom Bali buka setiap hari dari jam 9 Pagi sampai jam 6 sore. Tiket yg dibeli merupakan tiket one pas day. Jadi anda yang mau berhemat, bisa datang pagi-pagi, bermain sampai tengah hari, kemudian makan siang di luar, dan masuk lagi jam 3 sore untuk menikmati sisa waktu apabila anda masih belum puas bermain di pagi hari. One day pass ticket membuat kita bisa keluar masuk waterbom pada hari yang sama.

Saya hanya datang sendiri ketika mengunjungi water boom Bali beberapa waktu lalu. Agak lonely jadinya karena tidak ada yang bisa diajak ke sana. Teman kantor yang berangkat bersama menghadari acara seminar di Bali tidak bisa ikut karena suaminya datang. Jadinya dia pergi berdua menikmati bulan madu yang kesekian kalinya. Sedangkan saya, jones deh. Pengen ajak anak dan istri, tapi duitnya belum cukup. Sayang kalau digunakan untuk liburan, mendingan tetep ditabung buat daftar haji.





Senin, 30 Oktober 2017

Mengenal Madu Palsu



Madu merupakan jenis klasik yang menjadi objek pemalsuan, bahkan sudah terjadi berabad yang lalu. Harga madu yang lebih tinggi dibandingkan pemanis lainnya menjadi target pemalsuan madu. Meskipun kualitas madu sangat berpengaruh terhadap harga, namun sampai saat ini belum ada ketetapan mengenai kriteria kualitas madu.
Pemalsuan madu dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pemalsuan madu secara langsung yaitu dengan menambahkan zat tambahan ke dalam madu sedangkan secara tidak langsung yaitu melalui pemberian pakan lebah dengan gula. Pemalsuan madu yang secara tidak langsung sangat sulit diidentifikasi. Namun ada juga madu palsu yang tidak megandung madu sama sekali yang dibuat dari bahan bahan campuran yang menghasilkan cairan seperti madu.
Pemalsuan terjadi karena madu sangat mudah dipalsukan, bahkan dapat dilakukan dalam skala rumah tangga. Selain itu, madu memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan jenis pemanis lainnya seperti gula pasir, gula merah, sirup jagung, dan lainnya. Permasalahan pemalsuan madu sangat kompleks karena memiliki dampak ekonomi yang signifikan dan konsekuensi gizi yang tidak terbantahkan. Sebagai contoh, madu aman dikonsumsi penderita diabetes, namun apabila sudah dicampur gula tambahan, maka sudah pasti akan merugikan kesehatan penderita diabetes tersebut.
Dari hasil laporan kepolisian dan investigasi beberapa stasiun televisi, madu palsu yang beredar di Indonesia dibagi menjadi dua kelompok. Yang pertama adalah jenis madu yang ditambahkan zat lain sehingga mengurangi konsentrasi kadar madu. Kelompok yang kedua adalah madu palsu yang tidak mengandung madu sama sekali. 
Tidak banyak masyarakat yang menyadari kalau madu yang mereka konsumsi ternyata palsu. Penangkapan produsen madu palsu biasanya bukan berasal dari laporan konsumen, namun dari laporan tetangga yang merasa curiga dengan aktivitas produsen madu. Hal tersbut membuktikan bahwa masyarakat belum mengetahui dengan pasti mana yang madu asli, mana yang palsu. 
Meskipun banyak metode sederhana untuk membuktikan kemurnian madu, namun metode tersebut tidak sepenuhnya benar karena produsen madu palsu lebih ahli memalsukan madunya. Selain itu, metode yang beredar tidak selau terbukti secara ilmiah.
Mungkin informasi ini cenderung menyesatkan, namun itulah yang terjadi. Saran bagi pembeli madu adalah belilah madu dari produsen yang sudah terpercaya. yakinlah bahwa madu yang anda konsumsi asli dan berkhasiat. Meskipun madu palsu dapat dirasakan oleh penderita diabeteas, jangan sampai penderita diabetes yang anda di sekitar anda dijadikan kelinci untuk menguji kemurnian madu. Dan jangan lupa, bagi umat Islam, bacalah basmalah sebelum anda mengkonsumsi madu.


Mengenal Pacet, Sang Penghisap Darah!




Memasuki hutan di musim hujan, kita harus siap-siap menerima serangan pacet. Beberapa hari yang lalu, saya mengunjungi Hutan Adat Guguk dan terkena serangan pacet. Hujan pada malam sebelumnya membuat jalanan menuju kawasan serta di dalam kawasan Hutan Adat Guguk menjadi lembab, yang sudah pasti banyak pacet berkeliaran.

Saya sudah empat kali memasuki kawasan Hutan Adata Guguk, dan sudah 2 kali terkena serangan pacet. Namun keduanya tidak pernah saya sadari. Setelah selesai mandi, barulah saya sadar kalau sudah digigit pacet yang dapat dilihat dari bekas luka di kulit yang menimbulkan efek gatal.

Karena rasa penasaran, hari itu saya iseng melihat-lihat lantai hutan untuk bisa melihat pacet berkeliaran. Menurut rekan lainnya, pacet di sana termasuk yang paling parah dibandingkan daerah lainnya. Ternyata tidak sulit untuk menemukannya karena ternyata lumayan banyak pacet yang berkeliaran. Ada yang di ranting pohon, di atas daun, dan di dasar tanah. Setelah membuktikan dengan mata kepala sendiri, akhirnya saya melaluinya dengan biasa saja. Kalaupun sampai darah saya dihisap lagi oleh pacet, anggap saja sedekah.

Sepanjang perjalanan, lumayan banyak pacet yang memanjat celana saya. Untungnya saya memakai celana panjang, kemudian bagian bawah celana saya ditutup kaus kaki dan pemakaian sepatu boot membuat saya merasa sedikit aman. Namun rupanya sang pacet pantang menyerah. Ketika dalam perjalan pulang lah saya baru menyadari kalau pacet sudah menghisap darah saya di bagian bawah pusar. Tidak tanggung-tanggung, dua buah pacet sedang menggantung di bawah pusar ketika saya menyadari bahwa baju saya berdarah. Namun foto nya tidak akan saya share karena berada di areal aurat.

Pacet (Hamodipsa zeylanica) adalah  binatang melata yang hidup melekat pada daun-daun, batang pohon, dan kadang di dalam tanah yang lembab.  Hewan yang bertubuh kecil seukuran batang korek api ini biasanya akan membesar menjadi seukuran jari kelingking bayi apabila menghisap darah. Tubuh pacet berwarna coklat dengan garis-garis hitam di badannya yang dapat mengerut maupun mengembang. Bagian tubuh pacet peka cahaya, sentuhan, suhu, dan cuaca. Pacet memiliki alat penghisap berbentuk bulat di kedua ujung tubuhnya. Di tengah-tengah alat penghisap bagian depan terdapat mulut dan gigi. Kebanyakan pacet hidup sebagai parasite dengan menghisap darah atau jaringan tubuh binatang lain seperti makanan. Ada juga yang hidup dengan makan sisa-sisa binatang dan tumbuhan.

Ketika pacet menghisap darah, dia mengeluarkan zat khusus pada sedotannya yang dapat mencegah penggumpalan dan pengeringan darah. Oleh karena itu, apabila kita menyadari ketika digigit pacet dan memaksa pacet melepaskan hisapannya, darah kita akan terus mengalir dan sulit dihentikan. Namun ketika pacet sudah kenyang, dia akan melepaskan diri dan darah kita otomatis akan berhenti mengalir. Efek tersebut merupakan akibat dari enzim hyaluronidase  yang diekskresikan pacet. Enzim tersebut termasuk kelompok enzim yang aktif pada pH asam dan netral.  



Minggu, 29 Oktober 2017

Mengenal Hutan Adat guguk



Hutan Adat Guguk terletak di Desa Guguk, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Propinsi Jambi. Saat ini, hutan yang masih terjaga keasriannya ini terletak di Bukit Tapanggang seluas 690 hektar. Kawasan ini ditetapkan menjadi hutan adat sejak tahun 2003 melalui Surat Keputusan Bupati Merangin Nomor : 287 Tahun 2003 pada tanggal 23 November 2003. Kelompok pengelola hutan adat dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama No. 01.KB/VIII/2003 disertai dengan beberapa aturan pengelolaan hutan adat.


Selain itu, kelompok pengurus membuat sebuah program kerja yang dijalankan dengan pendanaan yang berasal dari swadaya anggota, masyarakat, donatur atau lembaga donor. Beberapa program kerja tersebut adalah: 1) Penyediaan peralatan operasional lapangan. 2) Melaksanakan patroli rutin dalam kawasan minimal satu kali dalam sebulan. 3) Pengadaan bibit kayu keras seperti: Tembesu (Fagraea fragrans), Meranti (Shorea sp.), dan Jelutung (Dyera costulata)4) Monitoring flora dan fauna. 5) Peremajaan Karet masyarakat di sekitar kawasan hutan adat. 6) Peningkatan pendapatan masyarakat di sekitar kawasan hutan adat Guguk.
Hutan adat Guguk sangat istimewa karena berasal dari inisiatif sekelompok masyarakat yang merasa prihatin atas kondisi hutan saat itu. Atas bimbingan dari LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), mereka mengajukan kawasan hutan yang berada di Desa mereka yang sebelumnya merupakan kawasan konsesi HPH (Hak Pengusahaan Hutan) untuk dijadikan Hutan Adat agar keberadaan hutan dapat dipertahankan. Meskipun tidak semua masyarakat menyetujuinya, namun dengan usaha yang gigih, perjuangan sejak tahun 1997 akhirnya terbalas dengan penetapan SK Hutan Adat dapat ditetapkan pada tahun 2003.


Untuk menjangkau Hutan Adat Guguk, sangat mudah karena lokasinya sudah masuk di dalam aplikasi google maps. Dari Kota Bangko, Kabupaten Merangin, dapat ditempuh sejauh 43 km ke arah Gunung Kerinci dengan estimasi waktu sekitar 40 menit. Dalam perjalanan dari Bangko menuju Desa Gugugk, kita juga akan melewati beberapa pintu gerbang menuju Geopark Merangin.
Sebelum memasuki kawasan hutan, sebaiknya meminta izin terlebih dahulu kepada pengurus untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tanyakan saja kepada penduduk sekitar setelah melewati gerbang Hutan Adat Guguk untuk mengetahui rumah salah seorang pengurus. Saya menyarankan untuk menyewa pemandu apabila anda berencana untuk memasuki kawasan hutan. Kawasan Hutan yang masih luas, bias membuatmu tersesat apabila pergi tanpa pemandu.
Pada tahun 2013, Desa Guguk memerima perhargaan Kalpataru Tingkat Provinsi Jambi sebagai pemenang pertama kategori Penyelamat Lingkungan. Saat ini, Hutan Adat Guguk merupakan hutan desa terluas di Indonesia. Sudah banyak daerah yang lain yang belajar mengelola hutan dari Hutan Adat Guguk. Dan Hutan Adat Guguk turut mengharumkan nama provinsi Jambi yang diakui sebagai pelopor hutan adat di Indonesia.
Sudah banyak penelitian yang dilakukan di dalam kawasn Hutan Adat Guguk, baik dalam negeri maupun dari luar negeri. Beradasarkan penelitian yang mengukur potensi karbon, Hutan Adat Guguk memiliki nilai aset miliaran rupiah Namun sayangnya, perhatian dari pemerintah setempat masih kurang. Padahal Desa Guguk biasa dijadikan desa percontohan dalam membangun Hutan Adat. Untungnya, para pengurus masih mempunyai pemikiran bahwa menjaga hutan berarti menyelamatkan kehidupan anak cucu mereka. Dengan terjaganya Hutan, maka terjaga pula lingkungan dari bencana kekeringan, longsor, banjir, dan sebagainya. Mungkin tampak klise, tapi itulah yang diyakini para pengurus untuk keberlangsungan hidup keturunan mereka.


Senin, 23 Oktober 2017

Agatha Christie: Penulis dengan karya paling banyak terjual sepanjang masa

Namanya mungkin tidak terkenal seperti J.K. Rowling, tapi dia dinobatkan The Guiness Book of Records sebagai penulis dengan penjualan novel terbanyak sepanjang masa di seluruh dunia. Dialah Agatha Chirstie, penlis novel favorit saya, yang tidak saya sangka memiliki pencapaian begitu besar.

Saya mengenal karyanya sejak SMP. Ketika itu, taman bacaan sedang digandurungi anak-anak seusia saya. Yang paling disukai adalah cerita detektif yang bermula dari booming nya komik Detektif Conan dan Detektif Kindaichi. Karena harus menunggu jadwal terbit komik berikutnya, iseng-iseng saya mulai membaca novel detektif juga, kebetulan novel yang paling banyak tersedia di taman bacaan adalah karya Agatha Christie. Selanjutnya, novel detektif karyanya saya jadikan sebagai bacaan wajib selain buku pelajaran, tentunya.

Agatha Christie lahir pada tanggal 15 September 1890 di Ashfield, Torquay, Devon, Inggirs dengan nama Agatha Miller. Dia merupakan anak ketiga dari pasangan Clara Boehmer, seorang wanita Inggris dan Frederich Alvah Miller, seorang pria Amerika. Agatha mendapatkan pendidikian di rumah atas keinginan Ibunya. Kedua orang tuanya bertanggung jawab dalam mengajarinya membaca dan menulis.

Ayahnya meninggal karena serangan jantung pada tahun 1901, saat usia Agatha baru 11 tahun. Tahun berikutnya, Agatha dikirim untuk mendapatkan pendidikan formal di Miss Guyerts Girls School di Torquay, tapi mengalami kesulitan dalam menerapkan disiplin. Pada tahun 1905 dia dikirim ke Perancis dimana dia mendapatkan pendidikan di tiga tempat yang berbeda. Agatha kembali ke Inggris tahun 1910 dan menemukan bahwa Ibunya sedang sakit. Akhirnya mereka memutuskan menghabiskan waktu bersama di Kairo yang memiliki iklim lebih hangat

Tahun 1910, Agatha menulis novel pertamanya dengan judul “Snow upon the Desert” namun ditolak penerbit dan disarankan menulis novel berikutnya. Pada tahun 1914 dia menikahi seorang penerbang dalam Korps Penerbang Kerajaan Inggris bernama Kolonel Archie Christie dan merubah namanya menjadi Agatha Christie. Setelah menikah, dia menulis novel lagi dengan cerita detektif dan memperkenalkan Hercule Poirot - salah satu legenda tokoh detektif - dalam “The Mysterious Affair at Styles” yang baru terbit pada tahun 1920 setelah melalui penolakan dari beberapa penerbit. Setelah menerbitkan novel pertamanya, Christie tidak mengalami kesulitan dalam menerbitkan karya berikutnya.

Pada tahun 1926, Christie membuat kehebohan ketika mendadak menghilang selama sebelas hari. Dia akhirnya ditemukan sedang tinggal di sebuah hotel di Harrogate, di mana dia mengatakan bahwa dirinya mengalami hilang ingatan yang disebabkan gangguan urat syaraf akibat kematian Ibunya dan masalah dalam pernikahannya. Tentu saja ada yang menganggap hal tersebut sebagai aksi publikasi belaka.

Pada tahun 1928, Christie akhirnya bercerai dari suami pertamanya karena pernikahannya yang tidak bahagia. Dari pernikahannya, dia memiliki seorang putri bernama Rosalind. Dia akhirnya menikah lagi tahun 1930 dengan Max Mallowan dan menjalani pernikahan yang bahagia sampai akhir hayatnya.

Agatha Christie menerbitkan 73 novel, 28 kumpulan cerita, 3 puisi, dan 16 naskah pertunjukan drama sepanjang hidupnya. Menurut Index Translationum, dia dinobatkan sebagai penulis dengan karya paling banyak diterjemahkan di seluruh dunia, dalam 103 bahasa. Bahkan menurut The New York Times Best Seller List, karyanya diprediksi terjual sebanyak 2 – 4 milyar kopi. Pada tanggal 12 januari 1976 dia meninggal di usia 85 tahun,  .

  


Proses Pengecambahan Merbau (Intsia palembacinca)

Benih merbau termasuk jenis benih ortodoks, yaitu jenis benih yang bisa disimpan lama dengan menurunkan kadar airnya. Kulit benih merbau sangat keras sehingga memerlukan perlakukan untuk memecahkan masa dormnsinya.

Untuk mempercepat proses perkecambahan benih merbau diperlukan perlakukan skarifikasi benih. Skarifikasi benih merupakan usaha memecah dormansi benih yang bertujuan untuk menghilangkan sifat dormansi fisik benih terhadap gas dan air sehingga dapat mempercepat perkecambahan. Skarifikasi akan mempercepat imbibisi sehingga benih dapat berkecambah dalam wakut yang relatif seragam.

Perlakuan skarifikasi benih merbau dapat dilakukan melalui pengikiran atau pelukaan kulit benih. Cukup sedikit saja pengikiran pada bagian ujung benih sampai menembus kotiledon tanpa merusak embrio benih. Benih yang sudah dikikir, selanjutnya direndam dalam air dingin selama 30 menit atau lebih sampai bagian kulit yang sangat keras berubah menjadi lunak. Bagian kulit yang masih keras dapat mengganggu proses pengecambahan, kotiledon akan tertahan dan proses pertumbuhan daun menjadi terhambat.

Cara lain perlakuan pendahuluan benih juga dapat dilakukan melalui perendaman benih dalam larutan asam asetat dengan konsentrasi 40% selama 20 menit. Namun pengggunaan asam sulfat tidak disarankan karena limbahnya dapat mencemari lingkungan. Selain itu, pemakaian tanpa menggunakan alat perlindungan diri dapat merusak kesehatan.

Benih yang telah melakukan perlakuan pendahuluan kemudian ditabur dalam bedeng tabur. Media yang digunakna dapat berupa campuran tanah dengan pasir (perbandingan 1: 1) maupun tanah dengan sekam padi (perbandingan 2: 1).

Proses perkecambaha merbau termasuk tipe epigeal, dimana hipokotil benih merbau tumbuh memannjang yang mengakibatkan kotiledon dan plumula sampai keluar permukaan tanah. Jadi proses pengecambahan sejatinya terjadi di atas tanah setelah hipokotil tumbuh sempurna. Proses ini dimulai dengan tumbuhnya bagian akar pada hari ke-2. Akar yang tumbuh akan masuk ke dalam tanah. Setelah muncul sepasang daun semai, merbau siap untuk disapih ke dalam polybag.

   

Senin, 16 Oktober 2017

Balimau Kasai, Tradisi Mandi Masal Menjelang Bulan Ramadhan di Sepanjang Aliran Sungai Kampar.

 Suasana Balimau Kasai

Di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau ada tradisi tahunan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan yang bernama Mandi Balimau Kasai. Tradisi ini biasanya diadakan sehari menjelang bulan Ramadhan. Masayarakat berduyun-duyun menuju sungai Kampar melakukan mandi masal. Laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, semua tumpah ruah di sepanjang aliran sungai Kampar. Ada yang mebawa ban karet, perahu karet, dan lainnya. Berbagai perahu hias juga ikut memeriahkan acara tersebut. Bahkan di pinggiran sungai juga biasa diadakan lomba panjat pinang untuk menambah suasa meriah.

Acara ini sudah menjadi tradisi tahunan dan dibumbui aneka rangkaian acara. Bahkan pada tahun 2017, tradisi ini dibuka oleh Gubernur Riau, Andi Rachman. Menurut beliau, acara yang sangat luar biasa ini harus bisa dijadikan bagian dari kegiatan pariwisata Riau yang bekerjasama dengan pemkab Kampar. 

Istilah balimau sendiri berarti mandi dengan menggunakan air dan jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan antara lain jeruk nipis, jeruk purut dan jeruk kapas. Sedangkan kasai adalah wangi-wangian yang dipakai untuk keramas. Bagi sebagian masyarakat Kampar, pengharum (kasai) ini dipercaya dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam kepala, sebelum memasuki bulan puasa. Jadi balimau kasai seara umum dapat diartikan dengan mandi menggunakan limau dan kasai sebagai pengganti sabun dan shampo yang tentunya belum ada pada masa itu, untuk membersihkan diri sebelum memasuki bulan puasa.
Limau dan kasai yang digunakan dalam acara

Tradisi yang mirip balimau kasai, juga dilakukan di daerah lainnya namun dengan menggunakan istilah yang berbeda seperti Balimau Kasai Potang Mamogang (Kabupaten Pelalawan), Mandi balimau (Sumatera Barat), dan lain-lain. Karena pada dasarnya acara serupa banyak dilakukan masyarakat yang dulu tinggal di sepanjang aliran sungai. Tidak heran kalau beberapa daerah melakukannya.

Balimau kasai merupakan sebuah tradisi dan kebudayaan yang dahulu dilakukan oleh orang-orang di pinggiran sungai Kampar saat menjelang Ramadahan. Sebagian masyarakat menganggap balimau kasai dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa. Selain itu juga sebagai simbol penyucian dan pembersihan diri. Tradisi ini dulu dilakukan oleh masyarakat sekitar sungai Kampar karena belum memiiki kamar madi di rumahnya tentunya.

Namun saat ini, nilai-nilai dan makna Balimau Kasai telah banyak menyimpang dari tujuan utamanya. Hal tersebut dapat dilihat dari ramainya acara dan tidak terpisah antara laki-laki dan perempuan. Kadang ada yang menampilkan acara hiburan berupa organ tunggal dengan penyanyi yang memakai pakaian seronok, para laki-laki menikmati acara sambil meneguk minuman keras, muda-mudi berdua-duaan di tepi sungai, dan maksiat-maksiat lainnya turut menyertai acara tahunan ini. Semua itu terjadi karena tidak ada aturan mengikat mengenai acara ini. Yang mau bersenang-senang dipersilahkan, begipula yang mau membersihkan diri.

Dilihat dari kasat mata, yang melakukan balimau kasai pada umumnya semata-mata mencari hiburan dan kesenangan saja. Hanya segelintir orang yang melakukannya untuk mandi membersihkan diri. Melihat kondisi saat ini, di mana hampir setiap rumah memiliki kamar mandi masing-masing, kenapa harus repot-repot pergi ke sungai kalau niatnya untuk mandi dan membersihkan diri. Yang mengikuti acara mandi di sungaipun sesampainya di rumah kebanyakan mandi lagi karena air sungainya pun kini tidak sebersih dahulu. Balimau dan Kasai pun jarang sekali digunakan  saat ini, tergantikan oleh sabun dan shampo.


Beberapa orang malah beranggapan kalau acara ini justru mengotori kesucian ramadahan. Namun kita tidak boleh menghakimi begitu saja. Semua itu tergantung pandangan masing-masing. Bagi yang menilai acara ini lebih banyak mudorotnya daripada manfaatnya, maka tidak usah diikuti tapi jangan pula menghakimi. Acara ini memang bukan suatu kewajiban, tapi bukan pula yang dilarang. Semuanya kembali kepada niatan masing-masing. Namun bagi yang haus hiburan dan merasa penasaran, silahkan diikuti tapi luruskan niat jangan sampai terbersit niatan untuk berbuat maksiat. 

Kejahatan muncul karena adanya kesempatan, begitupula dosa dilakukan karena adanya kesempatan. Jadi, Waspadalah! Wspadalah! Dan Bertobatlah!.

Minggu, 15 Oktober 2017

Saya Benci Ke Mall

Waktu masih hidup sendiri, saya menyukai pergi ke Mall. Saya yang masih tinggal di Perawang, sekitar 50 km dari kota Pekanbaru menjadikan Mall salah satu hiburan untuk menghabiskan waktu di akhir pekan. Meskipun tidak berbelanja, hanya sekedar window shoping, namun saya suka berkeliling Mall. Kadang hanya melihat harga barang yang ingin saya beli. Tapi tidak langsung membelinya, menunggu suatu saat ada diskon. Kalau sudah diskon, baru saya membelinya. Toh barangnya juga bukan barang kebutuhan primer, jadi tidak masalah dibeli kapan-kapan.

Namun kini saya kurang menykai jalan-jalan ke Mall. Setelah berkeluarga, prioritas kebutuhan menjadi berubah. List kebutuhan yang harus dipenuhi didata, keuangan diatur agar pengeluaran tidak lebih besar daripada pemasukan. Jalan-jalan ke mall dapat mengacaukan keadaan keuangan tersebut. Kenapa? Karena ke Mall paling tidak mengeluarkan biaya tambahan untuk hal yang kurang perlu, misalkan makan siang yang harganya masti lebih mahal daripada makan di rumah, beli Jacool, Roti Boy, mengajak main anak ke wahana permaian yang tersediia, dan melihat barang-barang diskon yang sebenarnya tidak butuh-butuh amat menjadi sayang untuk dilewatkan dan mendadak menganggap itu menjadi barang sekunder yang mendekati primer. Padahal, kalau tidak dibeli juga saya masih bisa hidup dengan normal. Tapi kalau tidak dibeli, saya tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Maka kini saya putuskan pergi ke Mall hanya sebulan sekali. Tapi kalau keluarga ngajak ke Mall, anak-anak ingin ikut, tapi saya nya ga kut, kan jadi ga enak. Maka dengan terpaksa saya ikut dan berdoa semoga tidak ada barang yang diskon. Sayapun biasanya langsung menuju areal bermain anak, dan berdiam diri diri menemaini anak mandi bola.

Bawang Putih Part 4 (End)

Bawang putih tidak sabar untuk segera bertemu dengan pangeran. Maka dia pun bergegas keluar kamarnya menuju ruang tamu untuk membukakan pintu bagi Sang Pangeran. Sebelum pangeran menyentuh gagang pintu, rupanya pintu sudah terbuka. Di hadapannya Nampak seorang gadis cantik yang sudah lama ada dalam pikirannya. Tanpa disadarinya, pangeran langsung memeluk bawang putih. Betapa terkejutnya bawang putih mendapat serangan mendadak dari pangeran. Namun dia pun tidak berani menolak pelukan pangeran dan balas memeluknya.

Sekitar sepuluh detik mereka berpelukan sebelum akhirnya mereka menyadari kesalahan dan merasa kikuk atas perbuatan mereka. Dan ketika mereka ingin megutarakan perkataan, mereka selalu berkata bersama-sama sampai akhirnya pangeran memberikan kesempatan kepada bawang putih untuk berbicara terleih dahulu. Bawang putih pun menjelaskan panjang lebar bagaimana dia bermimpi tentang orang yang dulu ditolongnya dan semenjak itu dia selalu memikirkan sang pangeran meski tidak tahu siapa dan dimana pangeran tinggal. Namun dia berjanji ketika mereka bertemu lagi, dia tidak akan melewatkan kesempatan untuk mengutarakan perasaannya dan semoga pangeran bisa membalas perasaannya dan mau menjadi suaminya.

Betapa terkejutnya pangeran ternyata mereka mengalami mimpi yang sama. Meskipun awalnya pangeran sempat menaruh curiga kalau bawang putih telah memantrainya dengan mantra pelet asihan. Namun setelah diobati oleh dukun istana, perasaan itu tidak juga hilang. Semenjak itu pangeran yakin bahwa perasaannya tulus dari hatinya yang paling dalam, bukan karena pengaruh pelet asihan. Pangeran pun mulai mencari keberadaan bawang putih, namun takdir baru mempertemukan mereka di tempat yang tidak pernah dia duga. Namun pangeran masih menyembunyikan identitasnya sebagai putra mahkota karena masih ingin menyelidiki latar belakang bawang putih. Dia pun meminta bawang putih menceritakan kisah hidupnya dan ke mana dia selama ini menghilang.

Bawang putih pun menceritakan kisah hidupnya. Bukan hanya mengenai belajar bersama nenek di hutan larangan, namun dia juga menceritakan kisah hidupnya, ibunya, ayahnya, ibu tirinya, dan bawang merah saudara tirinya. Bawang putih juga menjelaskan bahwa rumah ini dulunya adalah rumah keluarganya dan meminta penjelasan sang pangeran kenapa rumah ini kini bisa dimiliki pangeran.

Mendengan penjelasan bawang putih, membuat pangeran semakin terkejut. Sebenarnya misi dia di rumah itu adalah menyelidiki hilangnya cucu dari kerajaan B. Diceritakannya bahwa ibu bawang putih sebenarnya adalah putri kerajaan B, namu karena dia memilih menikah dengan pengawal pribadinya, yang tak lain adalah ayahnya, dia diusir dari kerajaan. Ibu dan Ayahnya mulai kehidupan baru di wilayah kerajaan A semenjak saat itu sampai kematian mereka.

Saat ini kerajaan B sedang berduka karena Sang Raja (Kakek bawang putih) sedang sakit keras, sedangkan putra mahkota sudah meninggal beberapa tahun yang lalu karena kecelakaan. Dengan kata lain, bawang putih lah calon satu-satunya penerus kerajaan B karena putra mahkota meninggal tanpa meninggalkan seorang anak. Semenjak bawang putih menghilang, maka Ibu tiri dan bawang merah diduga telah membunuhnya. Mereka berdua telah dipenjara karena tidak bisa menjelaskan keberadaan bawang putih.

Pangeran pun menjelaskan bahwa dia sebenarnya adalah seorang putra mahkota kerajaan A. Namun dia bukan calon penerus kerajaan karena dia hanyalah anak ke-2. Sang penerus tahta sudah pasti adalah kakaknya. Dia pun tidak keberatan menikahi bawang Putih dan akan membantu bawang putih meminpin kerajaan B apabila nanti Bawang putih menjadi penerus kerajaan.

Meskipun bawang putih kurang begitu mempercayai penjelasan sang pangeran, namun dia bersedia mengikuti pangeran untuk pergi ke kerajaan B untuk membuktikan perkataan sang pangeran. Keesokan harinya mereka pergi ke kerajaan B untuk menemui sang kakek. Di Istana, Bawang putih dapat melihat lukisan Ibunya sewaktu masih muda bersama saudara, Raja dan Ratu. Melihat lukisan itu, bawang putih menjadi yakin bahwa Ibunya adalah seorang putri raja. Selama ini, Ibunya tidak pernah bercerita mengenai identitasnya sebagai seorang putri.

Setelah melihat Bawang putih, sang raja merasa yakin kalau bawang putih adalah cucunya. Kini dia seolah melihat anaknya yang dulu dibuangnya karena memberontak dan memilih meikah dengan seorang pengawal. Dia menyesali perbuatannya dan meminta Bawang putih untuk memaafkan kesalahan dan menawarkannya untuk tinggal di istana, hidup sebagai cucu sang Raja.

Semenjak kedatangan bawang putih, kondisi kesehatan Sang Raja semakin membaik. Maka Bawang putih pun memutuskan tinggal di Istana untuk sementara waktu sambil mempelajari adat istiadat seorang putri. Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi bawang puih untuk mempelajarinya. Dan dia segera menjadi putri yang santun dan pintar.

Sementara itu, bawang putih teringat dengan Ibu tiri dan Bawang mrah. Maka dia meminta Sang kakek untuk melepakan mereka berdua karena menghilangnya bawang putih selama ini bukan kesalahan mereka. Ibu tiri dan bawang merah pun dibebaskan. Mereka dijinkan bawang putih untuk tinggal di rumah orang tuanya asalkan mau merawat rumah tersebut. Kalau kondisi rumah tidak bertambah baik, maka mereka sewaktu-waktu harus siap diusir. Mendengar penjelasan bawang putih, mereka menyepakati kesepakatan yang ditawarkan karena mereka pun tidak punya tempat lain yang harus dituju.


Sebulan kemudia Bawang putih dan pangeran menikah. Pernikahan mereka dilaksanakan dengan begitu meriah selama tujuh hari tujuh malam dengan rangkaian acara yang begitu banyak. Mereka berdua hidup bahagia di Istana.

Jumat, 13 Oktober 2017

Aku dan Bapakku.


Aku dan Bapakku tidak begitu dekat, Aku lebih dekat dengan Ibuku. Sewaktu masih kecil, Bapakku bekerja di luar kota sebagai tukang bagunan, bukan jenis pekerjaan yang bisa kubanggakan di depan teman-temanku. Aku bahkan selalu diledek oleh teman-temanku yang mengatakan kalau Bapakku kawin lagi. Mungkinkah karena itu Bapak tidak tinggal dengan kami. Waktu itu aku selalu menangis dan mengadu kepada Ibu. Tapi Ibu selalu berkata bahwa Bapak tidak kawin lagi. Dia hanya mencari nafkah untuk membiayai kehidupan kami.

Aku tinggal dengan Ibu dan adik laki-lakiku yang berumur 6 tahun lebih muda. Meskipun kami tidak tinggal bersama Bapak, namun kami hidup bahagia. Kami memang tidak kaya, namun tidak terlalu miskin. Ibu selalu memanjakan kami dan mengabulkan semua permintaan kami. Mungkin karena waktu itu kami tinggal di kampung, yang standar biaya hidupnya masih rendah, membuatku tidak sadar kalau sebenarnya kami cukup miskin. Kami sangat menyayangi Ibu, beliau tidak pernah marah ataupun membentak kami, meskipun kadang kami membuatnya kesal. Dialah Ibu terbaik di dunia.

Meskipun Bapak hanya pulang sebulan sekali, Aku justru tidak begitu suka ketika Bapak ada di rumah.  Bapak biasa tinggal di rumah sekitar 2 atau 3 hari, namun pada saat itu, Aku dan adikku lebih sering bermain di luar rumah daripada menghabiskan waktu bersama Bapak. Bapak selalu menghukum kami kalau kami tidak sholat berjamaah di masjid dan membangunkan dengan mencipratkan air ke muka kami agar bisa bangun pagi dan sholat subuh berjamaah di mesjid.

Ibuku meninggal ketika aku baru masuk kuliah, sementara adikku masih kelas 1 SMP. Beliau meninggal karena mengalami kecelakaan sepeda motor bersama Bapak. Saat itu, aku sangat sedih dan berharap kalau Bapakku lah yang meninggal. Aku sedih karena belum bisa membahagiakan dan berbakti kepada Ibu. Sementara kalau Bapak meninggal, aku rasa tidak akan begitu berpengaruh terhadap kehidupanku. Bisa kuliahpun karena mendapatkan beasiswa, bukan dibiayai oleh Bapak. Semenjak itu, aku semakin jarang berkomunikasi dengan Bapak. Karena uang beasiswa dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari, bahkan mampu membayar uang kuliah, Aku tidak pernah sekalipun meminta uang pada Bapak.

Setelah Ibu meninggal, adikku tinggal bersama Bibi, adik Bapak. Bapak masih tinggal di luar kota dan mengirimkan uang untuk kebutuhan adikku. Aku juga jarang berkomunikasi dengan Adikku karena aku sudah asik dengan dunia perkuliahan. Bahkan Saat libur pun aku jarang pulang ke rumah. Aku lebih suka tinggal di kosan dan menjadi penjaga kosan ketika yang lain mudik. Pada dasarnya, Aku sudah tidak punya rumah untuk pulang. Rumah yang kutinggali dulu bersama Ibu dan Adikku, kini sudah dikontrakan.

Aku merasa hidup bagai sebatang kara, bahagia karena sudah bisa hidup mandiri dan tidak merepotkan orang lain. Aku jarang menelpon Bapakku, karena tidak tahu apa yang akan kubicarakan. Bapak biasanya yang meneleponku, menanyakan apakah aku membutuhkan tambahan uang atau tidak. Kalau seperti itu, aku biasanya bilang kalau aku sedang butuh uang. Bapak pun akan mengirimkan uang, meskipun jumlahnya tidak seberapa, lumayan untuk tambahan baiya hidup sehari-hari. Tapi aku tidak pernah sekalipun memintanya. Kalau pun dia mau memberika uang, tentu aku terima. Itu sudah menjadi kewajibannya untuk membiayai anaknya.

Saat liburan semester empat, Bapakku mendadak sakit. Penglihatannya kini mulai memburuk. Menurt informasi dari dokter, syaraf matanya ada yang putus sehingga dia tidak bisa melihat dengan jelas. Setelah mencoba berbagai pengobatan alternatif, akhirnya Bapak menyerah dengan kondisi matanya. Menurut pengakuan Bapak, dia masih bisa melihat namun hanya sebatas bayangan saja. Akupun tidak begitu mengerti maksudnya. Yang jelas, ketika kami berbincang, padangan Bapak kadang melihat ke arah lain. Bahkan saat kami bertatap muka, dia tidak bisa langsung mengenaliku. Setelah aku berbicara, dia baru mengenaliku. Kondisi seperti itu, membuatku merasa Iba pada Bapak. Namun tidak begitu banyak mengubah hubungan kami yang masih renggang.

Setelah pulang sekitar satu minggu, aku kembali lagi pada kehidupan kampus. Menurut Informasi dari Bibi, sekarang Bapak tinggal di rumah lama kami, dia bersikeras untuk tinggal sendiri. Sedangkan adikku masih tinggal bersama Bibiku karena jarak rumah kami ke sekolah Adiku lumayan jauh. Setelah lulus SMP, adikku berhasil mendapatkan beasiswa full SMA bagi kaum duafa dan tinggal di asrama.

Karena penglihatannya kurang baik, kini Bapak bekerja sebagai penambang pasir. Jenis pekerjaan yang lebih kasar dari tukang bangunan. Nanum tidak memerlukan ketelitian karena tinggal mengumpulkan pasir, mengayaknya, lalu menjualnya. Meskipun begitu, menjadi penambang pasir membuat Bapak harus bejemur sinar matahari setiap hari. Kata Bibi, kini bapak semakin kurus dan hitam legam. Aku yang tidak bisa berbuat banyak hanya bisa mendengarkan penjelasan Bibi karena tidak tahu harus berkata apa.

Setelah lulus kulaih, barulah aku pulang ke rumah. Itupun untuk mengurus segala keperluan untuk melamar pekerjaan. Tinggal bersama Bapak di rumah lama kami yang penuh kenangan bersama Ibu, membuatku kurang nyaman karena Di dalam lubuk hati, aku masih menyalahkan bapak atas kematian Ibu. Rumah itu kini terasa sempit, tidak seluas dulu ketika masih kanak-kanak. Aku pun tidak betah berlama-lama di rumah dan lebih suka menghabiskan berkumpul dengan teman masa kecilku.

Aku sempat mengajar selama enam bulan di Sekolah swasta sebelum akhirnya lulus ujian seleksi CPNS dan menjadi guru SD di salah satu sekolah di Kota yang berbeda dengan kota kelahiranku. Menjadi guru SD ternyata tidak seringan dugaanku. Masuk pagi sampai sore, dari hari senin sampai sabtu. Kadang pekerjaan yang belum selesai di sekolahpun kubawa pulang dan kukerjakan di kosan. Aku memang suka membantu siapapun yang meminta pertolongan yang pada akhirnya malah membuatku keteteran mengerjakan tugas utamaku.

Sudah dua tahun lebih aku tidak pulang ke rumah, menemui Bapak, adik, ataupun saurdara yang lain. Sedang adikku kini kuliah di kota yang sama denganku. Kadang dia datang ke kosanku kalau sedang butuh uang. Meskpiun dia mendapatkan beasiswa, bahkan lebih besar dari beasiswa yang kurteima semasa kuliah dulu. Namun dia masih saja selalu kekurangan uang. Kulihat dia sudah mampu mebeli laptop dan smartphone. Beruntung sekali dia, padalaha aku baru mampu membeli laptop ketika sudah bekerja. Semasa kuliah, aku hanya bisa meminjam komputer teman atau pergi ke rental komputer untuk mengerjakan tuga. Tapi dialah adikku satu-satunya, kalau bukan aku yang membantunya, lantas siapa lagi. Adiku masih sering pulang kampung. Karena dia dulu 3 tahun tinggal dengan Bibi, dia lebih dekat dengan Bibi dan saudara lainnya. Sedangkan aku, yang dulu sewaktu tinggal dengan Ibu, jauh dari rumah keluarga Bapak ataupun Ibu. Ibu pun jarang membawa kami ke rumah saudaranya. Hanya di hari raya saja kami berkunjung.

Kadang Adiku mengingatkanku kalau aku masih punya saudara di kampung. Sekali-kali dia mengajakku pulang bareng, namun aku selalu mengelaknya. Aku hanya merasa canggung saja apabila harus menginap di rumah saudara karena kami tidak begitu dekat. Sedangkan kalau menginap di rumah bapak, aku tidak betah. Maka aku hanya bisa membuat banyak alasan agar tidak pulang. Begitupun pada saat itu, adiku mengajak pulang karena dia sedang libur semester. Sedangkan aku yang tidak bisa cuti semaunya, hanya bisa membekalinya uang untuk pulang tanpa ikut serta bersamanya.

Tengah malam, aku mengdengar telepon dari Adikku. Tidak biasanya dia telpon malam-malam. Rupanya dia memberi kabar kalau Bapak sedang di rawat di rumah sakit karena mengalami kecelakaan sepeda motor. Saat itu kondisinya sangat menghawatirkan. Dia memintaku pulang secepatnya, khawatir kalau aku tidak akan punya kesempatan lagi bertemu dengan Bapak. Karena sudah tengah malam, bis juga sudah jarang ada yang lewat, maka kuputuskan setelah subuh akan pulang.

Menjelang tengah hari aku baru sampai terminal di kampung halamanku. Aku langsung menuju rumah sakit umum seperti yang diberitahukan Adiku. Bapakku dirawat di ruangan biasa berisi 6 orang pasien. Dari pintu kulihat Bapak sedang terbaring lemas dengan luka di wajah. Kaki kananya di gips, mungkin patah. Sedangkan tangannya, hanya menderita luka luar saja yang dienuhi betdin dan lukanya tampak mulai mongering. Benar kata Bibi, kini kulit Bapak mulai keriput dan hitam legam akibat terlalu sering terkena sinar matahari. Badannya sangat kurung seperti kekurangan gizi. Tadinya aku mengira kalau bapak sudah sakaratul maut, meregang nayawa mendekati ajalnya. Namun melihat kondisinya seperti itu, aku menduga dia masih bisa bertahan gidup. Rupanya adiku mulai pandai berakting, pikirku. Kalau dia tidak berbohong, mungkin aku tidak akan pulang. Lalu dengan basa-basi aku mendekat, mencium tangannya dan menanyakan bagaimana kondisinya. Adiku lalu keluar memberikan waktu bagiku dan Bapak untuk berbincang lebih lama.

Melihat kondisi bapak yang sudah sakit parahpun, aku tidak merasa tergugah sama sekali. Tidak ada air mata yang kuteteskan. Aku hanya bersikap biasa seperti saat aku menjenguk orang lain. Dalam pikiranku malah menghitung berapa biaya yang harus kukeluarkan untuk membiayai perawatan Bapak. Apakah hatiku sudah begitu bekunya sehingga tidak ada rasa kasihan dan penyesalan karena belum berbakti kepada Bapak. Akupun tidak tahu, yang jelas aku sudah lama tidak bersedih semenjak kepergian Ibu. Mungkin kalau Bapak meninggal, aku akan bersedih. Sungguh pikiran yang picik sekali, aku hanya bisa beristighfar.

Setelah berbincang basa-basi dengan Bapak, aku segera keluar. Bau ruangan pengap, yang diisi oleh enam orang pasien membuatku kurang nyaman. Di luar aku bertemu dengan Paman, suami Bibi adik Bapak. Melihat ku yang kurang menampakan kesedihan, dia mengajakku berbicara dari hati ke hati. Dia tahu kalau aku masih belum memaafkan Bapak semenjak kehilangan Ibu. Meskpiun begitu, dia menjelaskan bahwa seorang anak yang shaleh haruslah berbakti kepada orang tuanya, tidak peduli orang tuangya berbuat baik ataupun buruk. Apalagi Bapakku termasuk orang baik di matanya. Bapak tidak pernah meninggalkan sholat berjamaah di masjid, mau bekerja keras, tanpa pernah meminta-minta. Kalau aku mau menjadi anak yang saleh, sekaranglah watu yang tepat untuk menunjukan pengabdianku. Sebenarnya sudah seminggu lebih Bapak dirawat di rumah sakit, namun dia tidak mau memberitahu kami karen waktu itu dia tahu kalau adikku sedang ujian semester dan tidak mau merepotkanku.

Paman menjelaskan bahwa kehidupan Bapak sangat sulit. Pengahasilan dari menambang pasir tidaklah besar. Aplagi saat musim hujan, bapak tidak bisa menghasilkan uang. Usia bapak yang sudah tua renta dan matanya yang sudah tidak normal membuat Bapak tidak bisa mencari pekerjaan lain. Paman bertanya apakah aku suka memberikan uang pada Bapak. Akupun menjawab kalau bapak tidak minta maka akupun tidak akan memberinya uang. Paman Nampak sangat kecewa terhadap jawabanku. Tidak sepatutnya aku berbuat seperti itu. Keluarga kami tidak pernah mendidik anak menjadi anak yang durhaka. Paman memintaku untuk merenungkan semua kejadian yang pernah kualami. Apakah Bapak layak mendapat perlakuan seperti itu dari anaknya sendiri. Dia juga memberitahukan kalau selama ini bapak banyak berhutang kepadanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Total hutang dengan biaya rumah sakit mencapai 30 juta. Aku tidak diminta untuk membayar hutangnya. Kalau aku tidak mau mebayarnya, biarlah itu menjadi amal ibadah Paman dan Bibi yang sudah membatu saudaranya. Dan bapak berniat embayar hutangnya dengan menjual rumahnya kalau dia meninggal nanti. Tapi apabila aku mau mebayarnya, maka anggaplah itu sebagai salah satu bukti bahwa aku anak yang berbakti kepada orang tua.

Mendengan penjelasan paman, aku hanya bisa diam. Sepertinya sudah bukan rahasia kalau aku bukan anak yang berbakti. Mereka pun tahu kalau aku masih menyimpan amarah pada Bapak atas kepergian Ibu.

Malam itu, aku tingal di rumah sakit menggantikan adiku yang semalam berjaga. Takut dibilang anak durhaka, aku menawarkan diri untuk menjaga Bapak malam itu. Kerena lelah setelah melewati perjalanan jauh, akupun tertidur lebih awal di bawah ranjang Bapak. Aku terbangun pukul 2 pagi. Kondisi kamar yang pengap membuatku tidak bisa tidur lagi. Sambil jalan-jalan akupun melewati muhola. Rasanya sudah lama aku tidak sholat malam meminta petunjuk pada Allah. Biasanya aku sholat malam begitu menginginkan sesuatu. Namun kini, setelah mendengar ucapan paman, aku ingin meminta petunjuk dan mohon ampunan kalau selama ini aku telah menjadi anak yang durhaka. Maka akupun berwudhu dan melakukan sholat malam 2 rakaat.

Setelah selesai sholat, aku berdzikir lalu bedoa. Sayangnya aku sudah lama tidak sholat malam sehingga sudah lupa doa sholat tahajud. Maka aku hanya memanjatkan doa dalam bahasa Indonesia. Aku meminta petunjuk kepada Allah, semoga hatiku diberi kelapangan untuk memaafkan Bapak, semoga Allah mau mengampuni segala dosa dan perbuatan yang pernah kualami, semoga Allah mengampuniku yang telah menjadi anak yang durhaka. Ketika biasanya aku meminta untuk urusan dunia, untuk diriku sendiri. Saat itu aku bedoa untuk Bapakku. Semoga Bapak diberikan kesehatan dan kebahagiaan. Smoga Bapak mau mmemaafkanku. Aku juga berdoa semoag Ibu dilapangkan kuburnya, diampuni segala dosanya, dijauhkan dari siksa kubur, dan medapat syafaat dari Rosulullah SAW di akhirat kelak.

Tanpa terasa, air mataku bercucuran. Selama ini Aku selalu menyalahkan Bapak atas kematian Ibu. Padahal Aku tidak tahu apa yang Bapak alami, mungkin saja selama ini Bapak lah yang lebih menderita karena kepergian Ibu. Bapak harus menanggung penyesalan karena Ibu meninggal karena kesalahannya.

Lalu kusadari bahwa umur manusia itu sudah ditetapkan Allah. Manusia tidak bisa menentukan kapan dirinya akan mati. Lalu untuk apa semua kebencian yang selama ini kutujukan pada Bapak. Akupun semakin menyesal dengan perbuatanku yang tidak terpuji ini.

Aku tidak bisa membahagiakan dan membalas semua kebaikan Ibu semasa Ibu hidup.  Aku seolah lupa bahwa doa anak yang sholeh tidak akan putus amalannya sampai akhirat. Akupun jarang mendoakan Ibu dengan tulus dan sungguh-sungguh. Lalu apakah selama ini aku telah menjadi anak yang sholeh? Sepertinya belum. Maka akupun berdoa memohon ampun dan bertobat karena selama ini kadang lalai dalam menjalankan ibadah. Penyesalanku yang semakin dalam mebuat hatiku sakit dan air matapun terus berjatuhan setelah sekian lama mengering.

Aku jadi teringat masa kecil yang pernah kulalui bersama Bapak. Meskpiun Bapak jarang ada di rumah, tapi banyak kenangan manis bersama Bapak dan Ibu yang pernah kualami. Bukan salah bapak kalau kami hidup miskin. Bukan salah bapak kalau Ibu meninggal. Dan bukan salah Bapak kalau Aku menjadi anak yang durhaka.

Setelah berdoa, aku langsung menemui Bapak. Kucium kedua tangannya, meminta maaf darinya karena selama ini aku telah menjadi anak yang durhaka. Aku menangis tersedua, tidak peduli dengan tatapan orang lain yang terbangun dan merasa terganggu. Bapak nampak kaget, bangun dari tidurnya. Bapak mengatakan bahwa selama ini bapak sudah memaafkanku, aku tidak perlu meminta maaf katanya. Dia pun merasa bersalah atas semua hal yang telah terjadi. Bapak minta maaf kalau selama ini Bapak belum menjadi orang tua yang baik, belum bisa membahagiakan anak-anaknya, dan belum menjadi panutan.    

Hari itu seolah menjadi titik balik dalam kehidupanku. Akupun merasa lega karena pada akhirnya aku bisa berdamai dengan diriku sendiri dan memaafkan Bapak. Aku menemui paman dan berniat untuk meluniasi hutang Bapak dan membiayai semua tagihan rumah sakit. Aku mengucapkan banyak terimakasih karena selama ini sudah merawat Bapak dan mengucapkan permohonan maaf karena selama ini Aku seolah menjauh dari keluarga.


Setelah kukabari pihak sekolah, aku mengambil cuti selama seminggu untuk bisa merawat Bapak. Lima hari kemudian Bapak sudah bisa keluar dari rumah sakit, namun harus berobat jalan. Selama berobat jalan, Bapak tinggal di rumah Bibi. Setelah dua bulan, Bapak sudah bisa beraktivitas lagi. dan bersikeras untuk tetap bekerja karena dia tidak mau hidup bagaikan pengemis yang hanya meminta bantuan orang lain. Kuhargai keputusan bapak, namun kini aku rutin mengiriminya uang sebagai tambahan untuk memenuhi kebutuhannya. Aku juga sudah mulai sering menelepon nya, meski hanya sekedar menanyakan kabarnya.

Kamis, 12 Oktober 2017

Bawang Putih Part 3.

Semenjak tinggal di rumah Nenek, rutinitas bawang putih sedikit berubah. Karena tidak mau merepotkan, bawang putih membantu hampir semua pekerjaan rutin sehari-hari. Hanya saja, Sang Nenek lah yang bertugas memasak, dan menyapu lantai. Kafang Nenek juga membantunya mencuci san mengambil jemuran. Tugas bawang putih pun sedikit berkurang dibandingkan sewaktu tinggal dengan Ibu tirinya. Dengan begitu, dia masih punya banyak waktu untuk mempelajari keahlian baru.

Rupanya, sang nenek tidak hanya mengajari cara bercocok tanam. Nenek juga mengajari cara mengolah makanan dari hasil tanamannya. Dengan begitu, kemampuan memasak baawng putih pun semakin bertambah. Nenek mengenalkannya pada bumbu rempah-rempah, dan bumbu masakan lainnya. Bawang putih pun diajarai cara merawat tubuhnya. Bagaimana membuat ramuan untuk membuat shampoo, sabun, masker, dan membuat parfum dengan berbagai metode.

Tidak terasa, 5 bulan telah berlalu. Kini bawang putih semakin cantik mempesona. Rambutnya hitam, lurus, lembut, dan wangi. Kulitnya semakin cerah dan mukanya nampak bersinar. Meskipun dia belum mempelajari semua keahlian sang nenek, namun bawang putih merasa sudah cukup untuk saat ini. Sesuai janjinya, 5 bulan adalah waktu yang dia rencanakan untuk belajar. Dan kalau ingin mempelajari semua keahlian sang nenek, dia rasa 10 tahun pun tidak akan cukup. Maka dia tidak akan memperpanjang masa belajarnya, dan berfikir untuk segaera menerapkan seluruh ilmunya seorang diri, tanpa bantuan Nenek. Selain itu, dia sangat merindukan rumahnya. Bawang putih tidak terlalu peduli dengan kemarahan Ibu tirinya. Dan berharap kalau Ibu tirinya sudah menikah lagi atau bawang merah yang sudah menikah. Sehingga mereka tidak perlu tinggal di rumahnya lagi.

Maka, menjelang sore, bawang putih pun berpamitan untuk pulang besok pagi. Tidak lupa sang nenek membekali aneka benih dan bibit. Berharap bahwa bawang putih dapat menerapkan ilmu yang dipelajarinya dan bisa hidup mandiri. Sang nenek berpesan agar bawang putih tidak usah sungkan kalau mau berkunjung lagi. Pintu rumahnya akan selalu terbuka apabila bawang putih berkeunjung kembali.

Seperti biasa bawang putih selalu berangkat pagi hari agar sampai rumah tengah hari. Namun entah kenapa perasaannya sedikit deg-degan. Semoga tidak terjadi apa-apa dengan Ibu tiri atau Bawang merah. Menjelang tengah hari, bawang putih sudah melihat rumahnya dari kejuhan. Namun nampak banyak yang berubah di sekitar rumahnya. Kebun yang dulu tidak tearwat kini sudah dihiasi bunga-bunga berwarna warni. Kandang hewan ternak nya pun kini sudah diperbaiki. Dari kejauhan sudah terliha sapi, kambing dan kuda di sekitar kandangnya. Dalam hati, bawang putih bertanya-tanya. Ada apa gerangan dengan rumahnya. Apakah Ibu tirinya telah menikah lagi dan suami barunya yang merenovasi rumah tersebut? Bawang putih tidak bisa berfikir banyak lagi. Dengan perasaan campur aduk dia berlari menuju rumahnya.

Semakin mendekat, kini bawng putih merasa semakin asing dengan kondisi rumahnya. Banyak sekali perubahan yang terjadi, yang dipertahankan hanyalah bangunan utamanya. Maka dengan segera dia memasuki rumahnya. Tapi rupanya rumahnya terkunci, padahal tidak biasanya rumahnya terkunci di siang hari. Maka dia pun mencoba mengetuk pintu. Setelah menunggu beberapa detik, pintu pun terbuka. Namun bukan Ibu tiri ataupun Bawang putih yang membukakan pintu, melainkan orang lain. Dan orang lain itu malah bertanya.

“Maaf Anda siapa? Ada keperluan apa?”

“Saya Bawang putih. Saya tinggal di sini dengan Ibu dan saudara saya, Bawang merah. Saya justru ingin bertanya Anda siapa?”

“Saya Kiranti, pelayan di rumah ini. Rumah ini sudah dijual kepada majikan saya dan saya lah yang bertuga mengurus rumah ini.”

“Maaf, bisa diulangi lagi? Kalau tidak salah dengar rumah ini telah di jual?”

“Benar. Memangnya anda darimana saja? Kenapa baru tahu?”

“Tapi saya pemilik sah rumah ini. Dan saya tidak menjual rumah saya.” Jawab barang putih dengan sedikit menaikann volume suaranya, sambil mencoba menahan emosi.

“Tapi itulah yang terjadi. Rumah ini sudah jadi milik majikan saya semenjak empat bulan yang lalu. Dan sudah hampir empat bulan pula saya tinggal di sini dengan suami dan anak saya.”

“Tapi.”

Bawang putih menghentikan perkataannya. Peraasaannya sangat kacau, apa yang sebenarnya terjadi selama dia pergi. Tapi seperti biasa, dia sangat tegar dan berusaha mencari jalan keluarnya.

“Kalau memang rumah ini sudah dijual, saya mau bertemu dengan pemiliknya. Saya ingin bertanya, bagaimana bisa rumah ini bisa terjual tanpa sepengetauan saya, pemilik aslinya.”

“Maaf tidak bisa”

“Kenapa”

“Karena majikan saya saat ini sedang tidak di rumah”

“Kalau begitu saya boleh menunggunya di dalam? Tapi saya mohon agar anda percaya bahawa saya pemilik rumah ini sebelumnya. Saya akan membuktikan pada anda bahawa saya mengenal seluruh bagian rumah ini. Dan saya yakin, setelah mendengar penjelasan saya, anda percaya bahwa saya pernah tinggal disini. Mungkin barang-baarng saya juga masih tertinggal disini.” 

Bawang putih melanjutkan penjelasnnya dengan menunjukan bagian-bagian rumah yang tidak mungkin diketahui sama orang luar, menyebutkan sejarah pembangunan rumahnya, dan penjelasn lainnya dan berharap kalau Kiranti akan percaya. Hampir 1 jam lamanya Bawang putih meyakinkan Kiranti dan mengajaknya berkeliling di sekitar halam rumahnya. Menujukan jenis-jenis pohon yang ditanam disitu, dan lainnya.

Melihat kesungguhan bawang putih dan mendengar pejelasan panjang lebar nya. Akhirnya Kiranti sedikit mempercayainya. Dia pun mempersilahakn bawang putih untuk masuk. Kiranti mempersilahkan bawang putih untuk berisitahat di salah satu kamar, yanag kebetulan dulunya adalah kamar bawang putih. Sedangkan kini, kamar tersebut biasanya digunakan sebagai kamar tamu. Sedangkan kamar tempat para pengurus rumah tidak di rumah utama. Di bagian belakang rumah, dibuatkan pavilion untuk tempat tinggal para pekerja sehigga sedikit terpisah. Kamar Utama yang dulu ditinggali orang tuanya, yang kemudian diganti Ibu tirinya digunakan sebagai kamar pemilik rumah yang baru.

Menjelang malam, Nampak dari kejauhan seorang pemuda tampan datang menunggangi kuda. Sepertinya bawang putih pernah mengenalnya, namun dia lupa dimana. Semakin dekat, semakin jelas pula wajah sang pemuda tampan yang tak lain adalah sang pangeran yang pernah ditolongnya. Namun berhubung sang pangeran tidak pernah menyebutkan identitasnya, maka dia pun belum tahu sampai saat ini kalau pria yang ditolongnya adalah seorang pangeran. Melihat sang pangeran, bawang putih teringat mimpinya 6 bulan lalu. Mimpi yang masih diingatnya sampai sekarang karena begitu berkesan.

Sang pangeran turun dari kudanya. Nampak sorang pria membawa kudanya ke arah kandang, sedangkan sang pangeran sendiri langsung menuju rumah. Bawang putih semakin bergetar hatinya. Entah perasaan apa yang menghampirinya. Dia seolah dibuat jatuh cinta pada sang pangean. Padahal ini baru pertemuan keduanya. Mungkinkah pangeran adalah jodohnya? Bawang putih mulai berangan. Tapi kalau perasaan suka tersebut hanya dari satu belah pihak, maka dia harus siap menerima resiko cintanya bertepuk sebelah tangan.