Minggu, 15 Oktober 2017

Bawang Putih Part 4 (End)

Bawang putih tidak sabar untuk segera bertemu dengan pangeran. Maka dia pun bergegas keluar kamarnya menuju ruang tamu untuk membukakan pintu bagi Sang Pangeran. Sebelum pangeran menyentuh gagang pintu, rupanya pintu sudah terbuka. Di hadapannya Nampak seorang gadis cantik yang sudah lama ada dalam pikirannya. Tanpa disadarinya, pangeran langsung memeluk bawang putih. Betapa terkejutnya bawang putih mendapat serangan mendadak dari pangeran. Namun dia pun tidak berani menolak pelukan pangeran dan balas memeluknya.

Sekitar sepuluh detik mereka berpelukan sebelum akhirnya mereka menyadari kesalahan dan merasa kikuk atas perbuatan mereka. Dan ketika mereka ingin megutarakan perkataan, mereka selalu berkata bersama-sama sampai akhirnya pangeran memberikan kesempatan kepada bawang putih untuk berbicara terleih dahulu. Bawang putih pun menjelaskan panjang lebar bagaimana dia bermimpi tentang orang yang dulu ditolongnya dan semenjak itu dia selalu memikirkan sang pangeran meski tidak tahu siapa dan dimana pangeran tinggal. Namun dia berjanji ketika mereka bertemu lagi, dia tidak akan melewatkan kesempatan untuk mengutarakan perasaannya dan semoga pangeran bisa membalas perasaannya dan mau menjadi suaminya.

Betapa terkejutnya pangeran ternyata mereka mengalami mimpi yang sama. Meskipun awalnya pangeran sempat menaruh curiga kalau bawang putih telah memantrainya dengan mantra pelet asihan. Namun setelah diobati oleh dukun istana, perasaan itu tidak juga hilang. Semenjak itu pangeran yakin bahwa perasaannya tulus dari hatinya yang paling dalam, bukan karena pengaruh pelet asihan. Pangeran pun mulai mencari keberadaan bawang putih, namun takdir baru mempertemukan mereka di tempat yang tidak pernah dia duga. Namun pangeran masih menyembunyikan identitasnya sebagai putra mahkota karena masih ingin menyelidiki latar belakang bawang putih. Dia pun meminta bawang putih menceritakan kisah hidupnya dan ke mana dia selama ini menghilang.

Bawang putih pun menceritakan kisah hidupnya. Bukan hanya mengenai belajar bersama nenek di hutan larangan, namun dia juga menceritakan kisah hidupnya, ibunya, ayahnya, ibu tirinya, dan bawang merah saudara tirinya. Bawang putih juga menjelaskan bahwa rumah ini dulunya adalah rumah keluarganya dan meminta penjelasan sang pangeran kenapa rumah ini kini bisa dimiliki pangeran.

Mendengan penjelasan bawang putih, membuat pangeran semakin terkejut. Sebenarnya misi dia di rumah itu adalah menyelidiki hilangnya cucu dari kerajaan B. Diceritakannya bahwa ibu bawang putih sebenarnya adalah putri kerajaan B, namu karena dia memilih menikah dengan pengawal pribadinya, yang tak lain adalah ayahnya, dia diusir dari kerajaan. Ibu dan Ayahnya mulai kehidupan baru di wilayah kerajaan A semenjak saat itu sampai kematian mereka.

Saat ini kerajaan B sedang berduka karena Sang Raja (Kakek bawang putih) sedang sakit keras, sedangkan putra mahkota sudah meninggal beberapa tahun yang lalu karena kecelakaan. Dengan kata lain, bawang putih lah calon satu-satunya penerus kerajaan B karena putra mahkota meninggal tanpa meninggalkan seorang anak. Semenjak bawang putih menghilang, maka Ibu tiri dan bawang merah diduga telah membunuhnya. Mereka berdua telah dipenjara karena tidak bisa menjelaskan keberadaan bawang putih.

Pangeran pun menjelaskan bahwa dia sebenarnya adalah seorang putra mahkota kerajaan A. Namun dia bukan calon penerus kerajaan karena dia hanyalah anak ke-2. Sang penerus tahta sudah pasti adalah kakaknya. Dia pun tidak keberatan menikahi bawang Putih dan akan membantu bawang putih meminpin kerajaan B apabila nanti Bawang putih menjadi penerus kerajaan.

Meskipun bawang putih kurang begitu mempercayai penjelasan sang pangeran, namun dia bersedia mengikuti pangeran untuk pergi ke kerajaan B untuk membuktikan perkataan sang pangeran. Keesokan harinya mereka pergi ke kerajaan B untuk menemui sang kakek. Di Istana, Bawang putih dapat melihat lukisan Ibunya sewaktu masih muda bersama saudara, Raja dan Ratu. Melihat lukisan itu, bawang putih menjadi yakin bahwa Ibunya adalah seorang putri raja. Selama ini, Ibunya tidak pernah bercerita mengenai identitasnya sebagai seorang putri.

Setelah melihat Bawang putih, sang raja merasa yakin kalau bawang putih adalah cucunya. Kini dia seolah melihat anaknya yang dulu dibuangnya karena memberontak dan memilih meikah dengan seorang pengawal. Dia menyesali perbuatannya dan meminta Bawang putih untuk memaafkan kesalahan dan menawarkannya untuk tinggal di istana, hidup sebagai cucu sang Raja.

Semenjak kedatangan bawang putih, kondisi kesehatan Sang Raja semakin membaik. Maka Bawang putih pun memutuskan tinggal di Istana untuk sementara waktu sambil mempelajari adat istiadat seorang putri. Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi bawang puih untuk mempelajarinya. Dan dia segera menjadi putri yang santun dan pintar.

Sementara itu, bawang putih teringat dengan Ibu tiri dan Bawang mrah. Maka dia meminta Sang kakek untuk melepakan mereka berdua karena menghilangnya bawang putih selama ini bukan kesalahan mereka. Ibu tiri dan bawang merah pun dibebaskan. Mereka dijinkan bawang putih untuk tinggal di rumah orang tuanya asalkan mau merawat rumah tersebut. Kalau kondisi rumah tidak bertambah baik, maka mereka sewaktu-waktu harus siap diusir. Mendengar penjelasan bawang putih, mereka menyepakati kesepakatan yang ditawarkan karena mereka pun tidak punya tempat lain yang harus dituju.


Sebulan kemudia Bawang putih dan pangeran menikah. Pernikahan mereka dilaksanakan dengan begitu meriah selama tujuh hari tujuh malam dengan rangkaian acara yang begitu banyak. Mereka berdua hidup bahagia di Istana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar