Senin, 30 Oktober 2017

Mengenal Pacet, Sang Penghisap Darah!




Memasuki hutan di musim hujan, kita harus siap-siap menerima serangan pacet. Beberapa hari yang lalu, saya mengunjungi Hutan Adat Guguk dan terkena serangan pacet. Hujan pada malam sebelumnya membuat jalanan menuju kawasan serta di dalam kawasan Hutan Adat Guguk menjadi lembab, yang sudah pasti banyak pacet berkeliaran.

Saya sudah empat kali memasuki kawasan Hutan Adata Guguk, dan sudah 2 kali terkena serangan pacet. Namun keduanya tidak pernah saya sadari. Setelah selesai mandi, barulah saya sadar kalau sudah digigit pacet yang dapat dilihat dari bekas luka di kulit yang menimbulkan efek gatal.

Karena rasa penasaran, hari itu saya iseng melihat-lihat lantai hutan untuk bisa melihat pacet berkeliaran. Menurut rekan lainnya, pacet di sana termasuk yang paling parah dibandingkan daerah lainnya. Ternyata tidak sulit untuk menemukannya karena ternyata lumayan banyak pacet yang berkeliaran. Ada yang di ranting pohon, di atas daun, dan di dasar tanah. Setelah membuktikan dengan mata kepala sendiri, akhirnya saya melaluinya dengan biasa saja. Kalaupun sampai darah saya dihisap lagi oleh pacet, anggap saja sedekah.

Sepanjang perjalanan, lumayan banyak pacet yang memanjat celana saya. Untungnya saya memakai celana panjang, kemudian bagian bawah celana saya ditutup kaus kaki dan pemakaian sepatu boot membuat saya merasa sedikit aman. Namun rupanya sang pacet pantang menyerah. Ketika dalam perjalan pulang lah saya baru menyadari kalau pacet sudah menghisap darah saya di bagian bawah pusar. Tidak tanggung-tanggung, dua buah pacet sedang menggantung di bawah pusar ketika saya menyadari bahwa baju saya berdarah. Namun foto nya tidak akan saya share karena berada di areal aurat.

Pacet (Hamodipsa zeylanica) adalah  binatang melata yang hidup melekat pada daun-daun, batang pohon, dan kadang di dalam tanah yang lembab.  Hewan yang bertubuh kecil seukuran batang korek api ini biasanya akan membesar menjadi seukuran jari kelingking bayi apabila menghisap darah. Tubuh pacet berwarna coklat dengan garis-garis hitam di badannya yang dapat mengerut maupun mengembang. Bagian tubuh pacet peka cahaya, sentuhan, suhu, dan cuaca. Pacet memiliki alat penghisap berbentuk bulat di kedua ujung tubuhnya. Di tengah-tengah alat penghisap bagian depan terdapat mulut dan gigi. Kebanyakan pacet hidup sebagai parasite dengan menghisap darah atau jaringan tubuh binatang lain seperti makanan. Ada juga yang hidup dengan makan sisa-sisa binatang dan tumbuhan.

Ketika pacet menghisap darah, dia mengeluarkan zat khusus pada sedotannya yang dapat mencegah penggumpalan dan pengeringan darah. Oleh karena itu, apabila kita menyadari ketika digigit pacet dan memaksa pacet melepaskan hisapannya, darah kita akan terus mengalir dan sulit dihentikan. Namun ketika pacet sudah kenyang, dia akan melepaskan diri dan darah kita otomatis akan berhenti mengalir. Efek tersebut merupakan akibat dari enzim hyaluronidase  yang diekskresikan pacet. Enzim tersebut termasuk kelompok enzim yang aktif pada pH asam dan netral.  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar