Merbau
(Intsia palembanica, Miq) merupakan
salah satu jenis pohon. Di Indonesia, merbau mengarah pada dua jenis pohon yang
berbeda spesies, yaitu Intsia bijuga dan
intsia palembanica. Kedua spesies
tersebut memiliki karakteritik yang hampir sama. Cara yang paling mudah untuk
membedakannya adalah dengan melihat jumlah daun dalam satu tangkai. Instia bijunga hanya memiliki dua pasang anak daun dalam satu tangkai sedangkan Instsia
paembanica memiliki tiga pasang daun atau lebih.
Instsia palembancia merupakan satu dari delapan spesies Intsia yang tersebar luas mulai dari
Afrika Timur dan Madagaskar di sebelah barat ke timur hingga Melanisia,
Mikronesia, dan bagian utara Australia. Tiga spesiesnya terdapat di kawasan
Malesia (Indo-Malaya, Indonesia, Filipina) dengan jenis Intsia bijuga yang tersebar paling luas. Karena tersebar luas,
kayu ini memiliki nama lain sesuai daerah sebarannya seperti Vesi; V`ula; Tat-talun; Miraboo
laut; Miraboo; Marbau; Makhamong; Lumpho; Lumpha; Lum-pho; Go nuoe; Borneo
teak; Anglai; Merbau (United Kingdom); Lum-paw (Thailand); Moluccan ironwood
(United Kingdom); Merbau (Netherlands); Kalabau (China); Kwila (Australia);
Hintsy (Madagascar); Komu (New Caledonia); Kwila (Papua New Guinea); Gonuo
(Vietnam); Ipil laut (Philippines); Ipil (Philippines); Merbau (Sarawak);
Merbau (Indonesia); Mirabow (Sabah).
Dalam
istilah kayu perdagangan internasional, merbau dikenal juga sebagai Borneo teak atau jati Kalimantan karena
warna kayunya yang mirip dengan kayu jati. Kayu merbau biasanya digunakan untuk
berbagai keperluan seperti membuat parket (flooring), furniture, kayu bangunan,
decking dengan finger joins, panel, instrument musik, kapal, arang, container, dan
lainnya. Selain
digunakan kayunya, merbau juga dimanfaatkan bagian lainnya. Kayu merbau
dilaporkan akan berwarna hitam apabila mengandung besi, hal tersebut dijadikan
petunjuk untuk mengetahui tambang besi. Bagian kulit pohon dan kayu dapat digunakan
sebagai bahan pewarna alami. Kulit pohon dan daunnya juga digunakan sebagai
bahan obat tradisional. Biji yang masih muda juga bisa dimakan di beberapa daerah.
Pohon
merbau berukuran sedang sampai besar,
tinggi bisa mencapai 50 m. Batang utamanya kadang tidak bercabang hinga ketinggian
22 m dengan diameter bisa mencapai 150 cm. Akar yang berfungsi sebagai penopang bisa
mencapai kedalaman 4 meter. Daunnya berbentuk majemuk, menyisip 3
pasang helai atau lebih yang menyebar berlawanan. Helai daun memiliki bilah tebal
yang biasanya berbentuk telur atau oval, dengan bagian ujung agak meruncing dan
sedikit berlekuk. Buncis bunganya bisa mencapai 10 cm dengan bunga berwarna
kekuningan pucat. Buahnya yang halus berwarna coklat atau hitam saat matang sepanjang
5 sampai 9 cm dan mengandung beberapa biji.
Intsia palembanica
sering tumbuh di dekat pantai, tapi ditemukan juga di hutan rimba pada
ketinggian sampai 1000 mdpl. Umumnya tumbuh
di hutan dataran rendah, atau pada zona transisi di belakang hutan mangrove.
Posisi ini lebih menyukai posisi di bawah sinar matahari penuh, terutama pada
saat awal pertumbuhan. Tanaman sangat toleran terhadap tanah salin dan angin yang
mengandung garam. Tanaman yang ditanam juga cukup toleran terhadap kekeringan.
Kayu
merbau memiliki aroma yang segar ketika baru ditebang. Kayu gubal dapat
dibedakan dengan mudah berwarna kuning pucat. Batas antara kayu gubal dan teras
sangat jelas. Warna Kayu teras bervariasi dari abu-abu kecoklatan, perunggu,
coklat tua, sampai gelap. Serat kayu tidak selalu lurus, kadang saling
bertautan. Tekstur kayu agak kasar dan homogen. Ketahanan alami tergolong sangat
tahan, tapi kayu gubal rentan terhadap serangan jamur dan serangga. Index
durabilitas alam (1 = durabilitas tinggi, 7 durabilitas rendah) masuk kelas 2. Kandungan
silica hampir tidak ada. Tingkat resistensi terhadap ipregnasi tergolong sangat
sulit ketika dimasuki bahan pengawet.
Pengeringan
kayu sangat sulit dilakukan dengan kerusakan yang cukup parah, kecuali
ditangani dengan hati-hati. Kayu dapat bengkok dan roboh pada saat dikeringkan
karena penyusutan yang berlebihan. Penggergajian pada kayu ini dilaporkan sulit
dilakukan. Selama penggergajian, mata pisau dapat tertutupi getah. Untuk pembuatan
veneer dengan rotary veneer dan sliced veneer, spesies ini memungkinkan,
tapi tidak disarankan karena kepadatannya yang tinggi. Penumpuluan alat potong
termasuk kelas sedang. Hal yang sulit dilakukan adalah operasi pemesian dan
pemakuan. Hal yang mudah dilakukan adalah pengeleman, pengeboran, dan finishing. Respon spesies ini dalam
finishing bagus, tapi harus terlindungi dari kelembaban sampai finishing selesai. Pewarnaan sangat
mudah dilakukan dan hasil polishing menghasilkan
warna dan polesh yang sangat memuaskan, namun membutuhkan banyak filling. Penyerutan
dilakukan dengan penurunan sudut pemotongan sampai 20 derajat dianggap sangat menguntungkan.
Berat
jenis kayu dilaporkan memiliki rata-rata 0.71. Sifat Kimia kayu belum ada yang
melaporkan. Sifat mekanika kayu sudah dilakukan pada kadar air 12%. Sifat
mekanika yang sudah diketahui antara lain: bending
strength (MOR) 1273 Kgf/cm2, MOE 638 Kgf/cm2, kekuatan
tekan sejajar serat 638 Kgf/cm2, kekutan tekan tegak lurus serat 92
Kgf/cm2, kekuatan geser 127 Kgf/cm2, dan Kekerasan 678
Kgf/cm2.
Perbanyakan
dilakuan secara generative dengan mengecambahkan biji. Biji akan berkecambah
mulai hari ke-5 setelah perlakuan. Meskipun sangat mudah dibudidayakan, belum
banyak yang melakukan budidaya merbau karena jenis ini tergolong lambat tumbuh.
Ilmu baru. Terima kasih, kak😊
BalasHapusSama sama
HapusDetil bnget ya....kuliah perkayuan ini
BalasHapusKalau kuliah perkayuan bisa Lebih detail lagi Pak...
Hapus