Jumat, 06 Oktober 2017

Merbau (Intsia palembanica, Miq)

Merbau (Intsia palembanica, Miq) merupakan salah satu jenis pohon. Di Indonesia, merbau mengarah pada dua jenis pohon yang berbeda spesies, yaitu Intsia bijuga dan intsia palembanica. Kedua spesies tersebut memiliki karakteritik yang hampir sama. Cara yang paling mudah untuk membedakannya adalah dengan melihat jumlah daun dalam satu tangkai. Instia bijunga hanya memiliki dua pasang anak daun dalam satu tangkai sedangkan Instsia paembanica memiliki tiga pasang daun atau lebih. 
Instsia palembancia merupakan satu dari delapan spesies Intsia yang tersebar luas mulai dari Afrika Timur dan Madagaskar di sebelah barat ke timur hingga Melanisia, Mikronesia, dan bagian utara Australia. Tiga spesiesnya terdapat di kawasan Malesia (Indo-Malaya, Indonesia, Filipina) dengan jenis Intsia bijuga yang tersebar paling luas. Karena tersebar luas, kayu ini memiliki nama lain sesuai daerah sebarannya seperti Vesi; V`ula; Tat-talun; Miraboo laut; Miraboo; Marbau; Makhamong; Lumpho; Lumpha; Lum-pho; Go nuoe; Borneo teak; Anglai; Merbau (United Kingdom); Lum-paw (Thailand); Moluccan ironwood (United Kingdom); Merbau (Netherlands); Kalabau (China); Kwila (Australia); Hintsy (Madagascar); Komu (New Caledonia); Kwila (Papua New Guinea); Gonuo (Vietnam); Ipil laut (Philippines); Ipil (Philippines); Merbau (Sarawak); Merbau (Indonesia); Mirabow (Sabah).
Dalam istilah kayu perdagangan internasional, merbau dikenal juga sebagai Borneo teak atau jati Kalimantan karena warna kayunya yang mirip dengan kayu jati. Kayu merbau biasanya digunakan untuk berbagai keperluan seperti membuat parket (flooring), furniture, kayu bangunan, decking dengan finger joins, panel, instrument musik, kapal, arang, container, dan lainnya. Selain digunakan kayunya, merbau juga dimanfaatkan bagian lainnya. Kayu merbau dilaporkan akan berwarna hitam apabila mengandung besi, hal tersebut dijadikan petunjuk untuk mengetahui tambang besi. Bagian kulit pohon dan kayu dapat digunakan sebagai bahan pewarna alami. Kulit pohon dan daunnya juga digunakan sebagai bahan obat tradisional. Biji yang masih muda juga bisa dimakan di beberapa daerah.  
Pohon merbau  berukuran sedang sampai besar, tinggi bisa mencapai 50 m. Batang utamanya kadang tidak bercabang hinga ketinggian 22 m dengan diameter bisa mencapai 150 cm. Akar yang berfungsi sebagai penopang bisa mencapai kedalaman 4 meter. Daunnya berbentuk majemuk, menyisip 3 pasang helai atau lebih yang menyebar berlawanan. Helai daun memiliki bilah tebal yang biasanya berbentuk telur atau oval, dengan bagian ujung agak meruncing dan sedikit berlekuk. Buncis bunganya bisa mencapai 10 cm dengan bunga berwarna kekuningan pucat. Buahnya yang halus berwarna coklat atau hitam saat matang sepanjang 5 sampai 9 cm dan mengandung beberapa biji.
Intsia palembanica sering tumbuh di dekat pantai, tapi ditemukan juga di hutan rimba pada ketinggian sampai 1000 mdpl.  Umumnya tumbuh di hutan dataran rendah, atau pada zona transisi di belakang hutan mangrove. Posisi ini lebih menyukai posisi di bawah sinar matahari penuh, terutama pada saat awal pertumbuhan. Tanaman sangat toleran terhadap tanah salin dan angin yang mengandung garam. Tanaman yang ditanam juga cukup toleran terhadap kekeringan.
Kayu merbau memiliki aroma yang segar ketika baru ditebang. Kayu gubal dapat dibedakan dengan mudah berwarna kuning pucat. Batas antara kayu gubal dan teras sangat jelas. Warna Kayu teras bervariasi dari abu-abu kecoklatan, perunggu, coklat tua, sampai gelap. Serat kayu tidak selalu lurus, kadang saling bertautan. Tekstur kayu agak kasar dan homogen. Ketahanan alami tergolong sangat tahan, tapi kayu gubal rentan terhadap serangan jamur dan serangga. Index durabilitas alam (1 = durabilitas tinggi, 7 durabilitas rendah) masuk kelas 2. Kandungan silica hampir tidak ada. Tingkat resistensi terhadap ipregnasi tergolong sangat sulit ketika dimasuki bahan pengawet.
Pengeringan kayu sangat sulit dilakukan dengan kerusakan yang cukup parah, kecuali ditangani dengan hati-hati. Kayu dapat bengkok dan roboh pada saat dikeringkan karena penyusutan yang berlebihan. Penggergajian pada kayu ini dilaporkan sulit dilakukan. Selama penggergajian, mata pisau dapat tertutupi getah. Untuk pembuatan veneer dengan rotary veneer dan sliced veneer, spesies ini memungkinkan, tapi tidak disarankan karena kepadatannya yang tinggi. Penumpuluan alat potong termasuk kelas sedang. Hal yang sulit dilakukan adalah operasi pemesian dan pemakuan. Hal yang mudah dilakukan adalah pengeleman, pengeboran, dan finishing. Respon spesies ini dalam finishing bagus, tapi harus terlindungi dari kelembaban sampai finishing selesai. Pewarnaan sangat mudah dilakukan dan hasil polishing menghasilkan warna dan polesh yang sangat memuaskan, namun membutuhkan banyak filling. Penyerutan dilakukan dengan penurunan sudut pemotongan sampai 20 derajat dianggap sangat menguntungkan.
Berat jenis kayu dilaporkan memiliki rata-rata 0.71. Sifat Kimia kayu belum ada yang melaporkan. Sifat mekanika kayu sudah dilakukan pada kadar air 12%. Sifat mekanika yang sudah diketahui antara lain: bending strength (MOR) 1273 Kgf/cm2, MOE 638 Kgf/cm2, kekuatan tekan sejajar serat 638 Kgf/cm2, kekutan tekan tegak lurus serat 92 Kgf/cm2, kekuatan geser 127 Kgf/cm2, dan Kekerasan 678 Kgf/cm2.

Perbanyakan dilakuan secara generative dengan mengecambahkan biji. Biji akan berkecambah mulai hari ke-5 setelah perlakuan. Meskipun sangat mudah dibudidayakan, belum banyak yang melakukan budidaya merbau karena jenis ini tergolong lambat tumbuh.

4 komentar: